Oleh Meidoasa Mariastina
Di dunia ini manusia tidak boleh sombong apalagi lupa kepada kawan sendiri. Ada orang yang bilang bahwa sahabat sejati itu ada. Tapi menurutku, sahabat sejati tidak akan bertahan lama. Mereka hanya mengingat kita saat sedang membutuhkan bantuan. Apa itu dinamakan sahabat sejati?
Sedekat apa pun hubungan sahabat akan punah pula kalau tidak dijaga. Oleh sebab itu, aku tak percaya kalau sahabat sejati itu ada. Tapi, itu hanya pendapatku. Kalian boleh menyangkalnya atau sependapat denganku.
Namaku Alma. Sekarang aku duduk di kelas 2 SMU. Aku mempunyai banyak teman. Saat duduk di bangku sekolah dasar, aku pernah mempunyai teman dekat. Namanya Sylvana.
Kemana pun kami selalu berdua. Bahkan, kami dibilang kembar karena dandanan kami selalu mirip. Yang membuat beda adalah kebiasaan kami. Sylvana suka merangkai bunga, sedangkan aku lebih senang membaca novel atau komik.
Selain Sylvana, aku mempunyai teman dekat lain waktu SMP. Namanya Rani. Rani anak cerdas. Dia sering mengikuti lomba cerdas cermat dan selalu memenangi setiap pertandingan. Kadang, punya teman seperti dia membuatku iri dan tidak nyaman karena selalu merasa tersaingi.
Walaupun begitu, aku senang punya teman seperti Rani karena dia mempunyai hobi yang sama denganku, yaitu membaca komik. Tokoh favorit kami adalah Inuyasha. Dulu, kami pernah membuat komik bersama. Tapi, karena setelah lulus SMP kami beda sekolah, akhirnya komik itu tidak terselesaikan sampai sekarang.
Kulihat kalender yang terpajang di tembok kamarku. Hari ini tanggal 6 Juli, tepat ulang tahun Sylvana. Kucoba mengirim ucapan selamat ulang tahun melalui SMS.
To: Sylvana
Happy birthday Sylvana... semoga dg bertambahnya usiamu, kmu dpt menggunakan dg lbh baik. Kutunggu traktirannya ya...
Kurasa itu dapat mewakili diriku walaupun aku tak bertemu dengannya.
Lima menit kemudian, balasan Sylvana datang juga.
Sender: Sylvana
Thx ucapannya. Tp klo boleh tau, ini no hape siapa yach? Blz.
Seketika aku langsung terperanjat setelah membaca SMS dari Sylvana. Tak kusangka, nomor HP-ku telah dihapus dari kontak HP-nya. Sedih bercampur kecewa, aku membalas SMS itu.
To: Sylvana
Kasian bgt ya aq? Ya udh gpp. Yg pntg aq udah mengucapkan slmt untukmu.
Sender: Sylvana
P1izz... siapa sih km? Ya maaf deh kalo aq lupa, soalnya no kmu nggak ada di hpku. Blz.
To: Sylvana
Namaku "Cantik". He...9x. Udahlah, nggak pntg kok. Good bye...
Berakhir sudah SMS singkat dengan Sylvana. Aku sangat kecewa, sedih, bercampur jengkel. Padahal, baru enam bulan kemarin kami bertemu saat ulang tahun Lena. Kami saling bertukar nomor HP. Dia masih mengingatku waktu itu.
Tapi sekarang, aku sangat kecewa dengannya. Lebih kecewa karena hal itu bukan hanya terjadi dengan Sylvana, tapi juga Rani. Sejak masuk SMU ternama, dia semakin sombong dan berlagak tidak mengenal saat berpapasan denganku. Sejak saat itu pula, aku tidak pernah percaya tentang sahabat sejati.
Tiga hari kemudian, pekan raya sekolah dimulai. Aku sangat sibuk. Sebagai panitia, aku harus menyiapkan segala perlengkapan. Acara tersebut rutin diadakan setiap tahun dan selalu menarik perhatian dari luar kota. Tiba-tiba, seseorang menepukku dari belakang.
"Hai Alin...!" sapa seseorang. Aku menoleh.
"Hhhaiii...!" jawabku dengan canggung.
"Kok bengong? Kamu udah lupa ya sama aku?"
"Hm...siapa ya?" aku tambah melongo.
"Aduh, wajahku udah berubah banget ya?" Aku masih tidak tahu dan penasaran dengan cewek yang berdiri di depanku itu. Rambutnya pendek menyerupai anak laki-laki. Tapi, dia masih terlihat cantik.
"Aku Irene. Yang dulu selalu usil ke kamu sampai-sampai dimarahi guru BK. Masak kamu lupa?"
"Iren...?!" aku benar-benar tidak menyangka.
"Yup! Gimana kabarmu?"
Akhirnya kami terlibat percakapan panjang. Tak kusangka Irene yang dulu sangat kubenci kini masih mengingatku. Irene teman SMP-ku. Aku sedikit terhibur setelah bertemu dengan Irene. Peristiwa tiga hari lalu membuatku sadar tentang arti dan sahabat.
Kupikir, nggak selamanya yang baik menurut kita akan menjadi baik selamanya. Nggak selamanya pula, yang jelek menurut kita akan jelek selamanya. Begitu pula sahabat. Kita boleh percaya sahabat sejati itu ada atau hanya imajinasi orang.
Tapi yang jelas, sahabat sejati yang paling nyata adalah jiwa dan tubuh kita yang selalu setia menemani kita ke mana pun kita pergi, bahkan sampai maut menjemput kita. Sebab, nggak ada orang lain yang sanggup melakukan itu kecuali diri kita sendiri. Maka, jadilah sahabat yang baik dan sejati bagi diri kita masing-masing.
Penulis adalah siswi SMAN 5 Madiun.
Beranda Facebook
Minggu, Oktober 05, 2008
BELUM TENTU SAHABAT...
Label: CERPEN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar